June 25, 2008

Falsafah BOLA

Seringkali kita terpaku hanya pada KITAB SUCI dalam mendalami spiritual dan tak jarang kitapun sering menyalah tafsirkan makna tersirat yang terkandung didalamnya. Padahal untuk menyelami spiritual kita bisa memulainya dengan hal-hal sederhana seperti apa yang dilakukan SAHABAT kita berikut ini..........
----------------------------------------------------
diambil dari milis semedi
kiriman Bp. Ngestoe Raharjo tanggal 20 Juni 2008
----------------------------------------------------
Falsafah Bola
Seorang siswa bertanya kepada Guru-nya: "Guru...mengapa orang-orang sedemikian menggandrungi sepak-bola?""Ada dua sebab utama anakku", jawab Sang Guru, "yang pertama adalah karena bola itu bundar, dan yang kedua adalah bola tidak pernah memprotes walau terus-menerus disepak-sepak, diinjak-injak dan disundul-sundul". Sesuatu yang bundar akan tetap terlihat sama darimanapun kita melihatnya.Sesuatu yang bundar, sebetulnya tidak punya sisi atas pun bawah, depan pun belakang, kiri pun kanan, sejauh ia tetap sama dari semua sisi, dari semua sudut pandang. Disamping tidak mengundang persepsi keliru terhadapnya, bentuk bundar atau bulat juga menimbulkan kesan utuh, konservasi enerji dan keseimbangan. Kalau bentuk-bentuk persegi, yang bersudut runcing memboroskan enerji lewat sudut-sudut runcingnya itu, maka yang bundar atau bulat tidak. Alih-alih memboroskan enerji, ia malah mengkonservasi enerji. Bola bisa bertumpu dengan seimbang, dengan mantap, pada sembarang sisinya; sesuatu yang tidak mungkin kita temui pada bentuk-bentuk persegi. Ia menyimbulkan keseimbangan yang juga dinamis -karena ia sangat mudah digerakkan, nyaris tanpa gesekan yang berarti dengan bidang dimana ia bergerak. Tidak pernah tidak bergerak menuju titik-titik keseimbangan temporernya. Ya ...bola yang bundar itu juga menyimbulkan kesabaran luarbiasa dan keadilan. Seperti kata Sang Guru, "....bola tidak pernah memprotes walaupun terus-menerus disepak-sepak, diinjak-injak dan disundul-sundul". Dimanapun ia ditempatkan, apakah itu di kaki, di bawah kaki, atau di kepala sekalipun,ia bisa tetap seimbang tanpa mengurangi kemampuannya untuk begerak dengan mudah, sangat "mobile" sementara tetap stabil.Melihat dari titik-titik pandang itu, kita bisa menjadikan bola, bentuk bundar itu, sebagai simbul dari seorang yogi, seorang penekun di jalan spiritual yang telah mencapai kesempurnaannya. Beliau penuh enerji, sangat dinamis namun tetap seimbang dan stabil karena penuh kesabaran dan juga adil.